Guna mencegah anemia, WHO merekomendasikan pemberian suplementasi zat besi setiap hari selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun untuk anak 6 bulan hingga 5 tahun. Defisiensi kedua mineral ini akan menyebabkan perkembangan balita terganggu atau tidak optimal. Seng berperan dalam neurotransmiter di area neuron presinaptik dan postsinaptik serta berperan dalam neurogenesis, maturasi dan migrasi neuron dan pembentukan sinapsis otak. Defisiensi zat besi dapat menyebabkan hipomyelinasi, gangguan pertumbuhan, diferensiasi, dan elektrofisiologi neuron, serta perubahan regulasi neurotransmiter di otak. Beberapa faktor dapat memengaruhi perkembangan balita, diantaranya adalah defisiensi seng dan zat besi. Akibatnya, kemampuan belajar tahap pendidikan selanjutnya tidak tercapai secara optimal dan berkaitan dengan penghasilan di masa depan. Gangguan perkembangan pada balita, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan dapat menurunkan produktivitas anak tersebut sampai dewasa. Perkembangan balita, seng, zat besi AbstractĪngka kejadian gangguan perkembangan balita di Indonesia cukup tinggi. Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran & Fakultas Kedokteran Militer, Universitas Pertahanan Indonesia, Sentul Bogorįakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung
0 Comments
Leave a Reply. |